Tugas 8 BERISLAM SELAMA 24 JAM DALAM HIDUP DAN MATI




Nama               : Andi Gigatera Halil Makkasau
NIM                 : D121191054
BERISLAM SELAMA 24 JAM DALAM HIDUP DAN MATI
Dalam berislam selama 24 jam dalam hidup dan mati kita, kita harus melaksanakan beberapa hal untuk mendapatkan keislaman salama 24 jam dalam hidup dan mati kita
Langkah pertama
“Sandarkanlah hidup dan matimu hanya kepada Allah”
Dalam QS.Al-An’Am/6|162 memiliki arti “Katakakanlah: Sesungguhnya shalat, ibadah hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan dan semesta”
Dalam surah tersebut  kita mengakui bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang kita perbuat dan kita miliki, mulai dari shlat, ibadah hingga hidup dan mati adalah milik Allah dan hanya untuk kepada Allah sang Tuhan dan semesta Alam raya ini..
Langkah kedua
“Mulailah hidup dan kehidupanmu dengan zikr Al-Hamdu lillahi, memuji Allah sebagai tanda syukur atas kehidupan yang dianugrahkan kepada kita.
Sesuai dengan artinya, Alhamdu lillahi adalah “segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam”.  Hal ini menandakan kita harus memberikan pujian setinggi-tingginya hanya untuk Allah sang Tuhan semesta Alam.
Langkah ketiga
“Yakinkan dirimu bahwa engkau akan kembali kepada Allah, mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan yang telah dianugrahkan kepadamu”
Oleh karena itu orientasikan hidup dan matimmu hanya untuk akhiratmu dalam bahagia abadi
Langkah keempat
“Gunakan sebagian waktu malammu mengistirahatkan tubuh-jasmanimu untuk memperoleh kesehatan dan kekuatan fiikal-jasmani”
Shalat malam adalah shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari dengan dimulai sejak selesai dilaksanakannya shalat isya’ walaupun belum tidur. Sedangkan shalat tahajud mempunyai kriteria perlu tidur terlebih dahulu. Shalat malam terdiri dari shalat ba’diyah isya’, witir, shalat sunnah mutlak, dan termasuk di dalamnya adalah shalat tahajud. Hal ini sesuai dengan perkataan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad:   واعلم أن من صلى بعد العشاء فقد قام من الليل   Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya orang yang shalat setelah isya’, dia termasuk menjalankan shalat malam” (Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad, Risalatul Mu’awanah wal-Mudzaharah wal-Muazarah, [Darul Hawi: 1994], hlm. 40).   Habib Abdullah mengatakan, meskipun antara shalat sebelum tidur dan setelah tidur (lebih dikenal tahajud) yang masing-masing sama dilakukan pada malam hari, tentu shalat setelah tidur lebih utama karena shalat tahajud bisa membuat setan marah, bisa lebih bersungguh-sungguh dan rahasia ibadahanya sangat terjaga. Inilah shalat yang diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ dalam sabda-Nya:   وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا   Arti: “Dan pada sebagian malam hari, bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (QS Al-Isra’: 79).   Rasulullah ﷺ mendorong kita semua untuk menjalankan ibadah shalat malam dalam sabdanya:   يَنْزِلُ رَبُّنَا، تَبَارَكَ وَتَعَالَى، كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ   Artinya: “Tuhan kita, Allah tabaraka wa ta’ala ‘turun’ setiap malam ke langit dunia di saat sepertiga malam akhir. Kemudian Allah berfirman, ‘Barangsiapa berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Barangsiapa meminta kepada-Ku, akan Aku kasih. Barangsiapa meminta ampun kepada-Ku, akan Aku beri ampunan” (Muttafaq ‘alaih).
Berikut ini adalah beberapa keistimewaan shalat malam. Pertama, shalat malam merupakan shalat yang paling utama setelah shalat maktubah (lima waktu). Sabda Rasulullah ﷺ:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ

Artinya: “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam” (HR Muslim).

Kedua, keutamaan shalat malam jika dibanding dengan shalat siang itu seperti keutamaan sedekah yang dilakukan secara sirr (rahasia) dibanding sedekah yang dilaksanakan secara terang-terangan di depan publik. Selisih perbandingan antara keduanya adalah 70 kali lipat. Sabda Rasulullah ﷺ:

فَضْلُ صَلَاةِ اللَّيْلِ عَلَى صَلَاةِ النَّهَارِ كَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى صَدَقَةِ الْعَلَانِيَةِ
Artinya: “Keutamaan shalat malam dibanding shalat siang seperti keutamaan sedekah sirr dibandikan dengan sedekah terang-terangan. (Hilyatul Auliya’, juz 4, hlm. 167)
Ketiga,shalat malam adalah ibadah yang menjadi ciri khasnya orang-orang shalih. Berbeda dari ibadah lain yang biasa dikerjakan orang-orang ada umumnya. Misalnya sedekah. Sedekah merupakan ibadah yang baik, namun sedekah biasa dilakukan oleh orang shalih, preman, bahkan non-Muslim sekali pun, semuanya bisa menjalankan sedekah. Begitu pula kesetiakawanan, tolong-menolong dan ibadah-ibadah lain, bisa dilakukan siapa pun. Berbeda dari shalat malam, bisa dikatakan hanya dilakukan oleh orang yang benar-benar shalih. Karena itu bagian dari ibadah yang tidak populer.
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ
"Hendaknya kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allah, serta menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan." (Sunan At-Tirmidzi: 3549)
Keempat, Allah membanggakan hambanya yang melakukan shalat tahajud kepada para malaikat. Dalam sebuah atsar disebutkan:
إن الله يعجب من العبد إذا قام من على فراشه وبين أهله إلى صلاته ويباهى به ملائكته ويقبل عليه بوجهه الكريم.
Artinya: “Sesungguhnya Allah membanggakan hambanya kepada para malaikat ketika hamba tersebut berdiri meninggalkan tempat tidurnya dan keluarganya menuju shalat dan Allah menerima hamba tersebut.” (Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad, Risalatul Mu’awanah wal-Mudzaharah wal-Muazarah, [Darul Hawi: 1994], hlm. 40-41).
Kelima, semua doa kebaikan yang dipanjatkan pasti akan dikabulkan oleh Allah. Rasulullah ﷺ:

إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
Artinya: “Sesungguhnya di dalam malam terdapat waktu yang jika ada seorang muslim meminta kepada Allah dengan kebaikan baik urusan dunia maupun akhirat, pasti Allah akan memberikannya. Dan waktu tersebut adalah sepanjang malam.” (HR Muslim)
Dalam sebagian kitab Allah yang diturunkannya menyebutkan, merupakan sebuah kebohongan jika ada orang mengaku sebagai kekasih Allah namun ketika masuk waktu malam, ia malah tidur. Bukankah setiap pecinta akan selalu suka berduaan dengan kekasihnya?
Syekh Ismail bin Ibrahim al-Jabruti menyatakan, “Semua kebaikan dikumpulkan pada malam hari. Saya tidak pernah mengangkat seseorang menjadi wali kecuali saat malam hari.”
Habib Abdullah bin Abu Bakar al-Idrus mengatakan “Barangsiapa yang ingin mendapatkan kebeningan rabbani, hendaknya ia mau memecah keheningan malam.”
Langkah kelima
“Sujudlah diwaktu fajar dan waktu subuh untuk meraih kemuliaan melebihi dunia dan seluruh isinya, sebelum engkau beramal usaha mencari reski pemberian Allah di siang hari”
Ada bebera keutamaan shalat fajar diantaranya:
·         Keutamaan Akhirat Dibandingkan Dunia
Shalat sunnah fajar dikatakan lebih baik dari dunia dan juga isinya, ini mengartikan jika 2 raka’at tersebut lebih wajib diutamakan dibandingkan dengan kegiatan duniawi lainnya seperti main, makan, tidur, berlibur dan sebagainya. Kenikmatan dunia yang kita rasakan tersebut tidak akan kekal dan akan hilang suatu saat nanti.
Namun, akhirat menjadi tujuan utama bagi kita umat Muslin dan untuk mendapatkan keutamaan nikmatnya shalat fajar memang tidak mudah, sebab harus melawan rasa mengantuk dan malas. Akan tetapi perlu diketahui, jika Allah sudah menunggu kita untuk bersujud pada-Nya di sajadah.
·         Pahala Yang Tidak Terbatas
Pahala yang akan didapatkan saat melaksanakan shalat fajar ini sangatlah besar dan ini terbukti dari perkataan  Aisyah radhiyallahu ‘anha jika Nabi Muhammad saw tidak pernah sekalipun meninggalkan kedua raka’at tersebut.
·         Melihat Allah SWT
Ini merupakan hal teristimewa dari begitu banyak keistimewaan lainnya dan yang berhak mendapatkan kenikmatan ini adalah bagi mereka yang menjaga shalat kedua raka’at tersebut.
Seperti yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda, “kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, ‘sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhalang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah melakukan shalat sebelum terbit matahari dan shalat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah”. (HR Al-Bukhari dan Muslim).
·         Waktu Yang Dijadikan Saksi
Waktu ini merupakan waktu yang dijadikan saksi yakni waktu yang disaksikan hamba Allah SWT yang mulia yakni para malaikat. Sebab di saat subuh, semua malaikat akan turun ke bumi untuk menyaksikannya.
·         Mendapat Lindungan Allah SWT
Rasulullah Saw berjanji jika shalat fajar tersebut dikerjakan, maka Allah SWT juga akan memberikan perlindungan selama satu hari penuh.
Hal ini seperti yang diriwayatkan Jundab bin Sufyan, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa melaksanakan shalat Subuh maka ia dalam jaminan ALLAH SWT. Maka jangan coba-coba membuat ALLAH SWT membuktikan janji-NYA. Barangsiapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, ALLAH SWT akan menuntutnya, sehingga ia akan membenamkan mukanya kedalam neraka.” (HR Muslim).
·         empat Berkumpulnya Iman dan Ilmu
Rasulullah Saw juga menjadikan shalat fajar ini sebagai kesempatan untuk mengajarkan kebaikan untuk sahabatnya. Shalat fajar dijadikan tempat atau sarana penting untuk tarbiyah, sebab ini adalah saat dimana pikiran serta hati sedang jernih, sehingga juga akan membuat otak bisa menangkap lebih mudah.
·         Menghapus Dosa Setengah Usia
Dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Shalat lima waktu, jum’at ke jum’at dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa diantara keduanya, apabila menjauhi dosa-dosa besar.” (HR Muslim).
Masa diantara shalat isya dan shalat shubuh adalah waktu yang paling lama dibandingkan dengan shalat lainnya, sehingga membuat shalat fajar menjadi penghapusan dosa setengah hari dan mengartikan shalat fajar menjadi penghapus dari dosa setengah umur untuk yang menjalankannya.
·         Berkah Untuk Tiap Langkah
Berkah bisa didapatkan saat pagi. Jam pertama di pagi hari sesudah shalat shubuh adalah waktu terbarakah selama satu hari penuh dan tidak ada 1 orang pun yang bisa memanfaatkanya kecuali orang yang bangun pagi hari untuk melakukan shalat fajar. Sesudah itu, ia akan mengawali hari dengan memakai waktu dari awal sehingga Allah memberikan berkah di segala hal baik yang kamu laksanakan selama berjihad di jalan Allah.
·         Sumber Cahaya Saat Kiamat
Shalat fajar dikatakan sebagai sumber cahaya saat kiamat dimana pada hari tersebut semua cahaya di dunia akan padam dan manusia dibangkitkan pada keadaan yang gelap gulita. Pada saat itulah manusia membutuhkan cahaya supaya bisa lewat sirath dan cahaya tersebut berasal dari amalan yang dilakukan di dunia dan diantaranya adalah shalat fajar.

·         Akan Dibangunkan Rumah Untuknya di Surga
Bagi siapa pun yang melaksanakan shalat fajar, maka kelak di surga ia akan membangunkan baginya rumah dan ini sesuai dengan yang tertulis di dalam hadist Nabi.
Ummu Habibah Radhiallaahu anha berkata, “Aku telah men-dengar Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda, Barangsiapa salat dalam sehari semalam dua belas rakaat akan dibangun untuknya rumah di Surga, yaitu; empat rakaat sebelum Dhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah Isya dan dua rakaat sebelum salat Subuh.”” (HR. At-Tirmidzi, ia mengatakan, hadits ini hasan shahih).
Langkah keenam
“Mulailah dan bangunlah kehidupan waktu pagimu dengan zikir pagi dan shalat dhuha”
Keutamaan shlata dhuha, diantaranya:
·         Sedekah Untuk Seluruh Sendi Tubuh Manusia
Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala.”  (H. R. Muslim; dari Abu Dzar al-Ghifari RA.)
·         Mendapat Keuntungan yang Besar Ghanimah
Abdullah bin `Amr bin `Ash RA, mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengirim pasukan perang lalu beliau berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali! Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).”
·         Lalu Rasulullah SAW berkata;
“Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab; “Ya! Rasul berkata lagi: “Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih Al-Targhib: 666).
·         Jaminan Sebuah Rumah di Surga
Nabi Muahammad SAW yang artinya: “Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih Al-Jami`: 634).(
·         Ganjaran di Sore Harinya
Dari Abu Darda’ RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya.” (Shahih al-Jami: 4339).

Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).

·         Mendapat Pahala Layaknya Orang yang Melaksanakan Umrah
Dari Abu Umamah RA, bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah.” (Shahih al-Targhib: 673).
Dalam sebuah hadits lain disebutkan Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna.” (Shahih al-Jami`: 6346).
·         Diampuni Dosanya oleh Allah SWT
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (H. R. Tirmidzi)
Langkah ketuju
“Beramal usahalah dalam kesadaran rabbaniyah-ilahiah”
Landasan filosofisnya
-          Filosofi gerakan sai dalam haji pasca gerakan tawaf
o   Mulailah beramal usaha dari shafa supaya berakhir di bukit marwa, sebagaimana sai dimulai dari bukit shafa dan berakhir di bukit marwah

Sumber Referensi

Share
Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.

LATEST ARTICLES

Posting Komentar