PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( tentang iman, islam, ihsan, dan takwa, kemunafikan, kefasikan, kedzaliman, dan kekafiran)


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

( tentang iman, islam, ihsan, dan takwa, kemunafikan, kefasikan, kedzaliman, dan kekafiran)

Oleh
                                                   
Nama                                          : Andi Gigatera Halil Makkasau
NIM                                             : D121191054



DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020

erbedaan dan pengertian iman, Islam, dan takwa. Kemudian mana yang lebih dulu dipahami dari ketiga hal tersebut?

Iman
Iman seperti yang sudah kita kaji bersama secara ilmiah menurut Al Qur’an dan hadis adalah pandangan dan sikap hidup seseorang terhadap ajaran/ilmu/paham tertentu (H.R. Ibnu Majah dan Thabrani). Menurut Al Quran iman setiap orang dibedakan menjadi dua:

 Iman bil haq (pandangan dan sikap hidup dengan ajaran/ilmu yang benar yakni Al Qur’an dan hadis
Iman bil batil yaitu pandangan dan sikap hidup dengan ajaran/ilmu/paham selain Al Quran dan hadis. Misalnya pandangan dan sikap hidup yang mengikuti Liberalisme, Kapitalisme, Komunisme, Sekularisme dll (silakan lihat Q.S. Al-Ankabut: 52).
Islam
Islam dari bahasa Arab dari kata dasar “aslama” yaitu menyerahkan diri (penyerahan total kepada ajaran Allah); “As salam” berarti damai, “saliim” bermakna bersih atau suci, “salaam” berarti selamat/ sejahtera. (Referensi Q.S. Al Anfal: 61, An-Nisa: 125; Al Baqarah: 28, Al Maidah: 6, Maryam: 47).

Jadi menurut bahasa Islam itu memiliki arti; selamat, sejahtera, damai, suci bersih dan lurus. Sedangkan dalam arti syar’i Islam memiliki arti; tunduk patuh, berserah diri terhadap ajaran/ilmu Allah.

Dengan demikian proses iman dari pengetahuan, ucapan menjadi amalan secara totalitas disebut berislam (QS. Al An’am: 162). Orang yang berislam disebut muslim. Urut-urutannya beriman dulu baru berislam. Tapi bisa juga orang berislam dulu baru beriman. Idealnya beriman lalu berislam.

Orang yang beriman dengan ajaran Allah disebut mukmin. Jika totalitas hidupnya (keyakinan, ucapan dan perilakunya) sudah diserahkan (diformat) total dengan ajaran Allah (Al Quran dan hadis) maka disebut muslim (seperti bacaan doa iftitah shalat). Iman seseorang bisa bertambah dan bisa berkurang (Al Hadis) tergantung lingkungan dan referensi keilmuan yang mempengaruhi (baca edisi sebelumnya).

Sedangkan orang yang ingkar dengan ajaran Allah disebut kafir (Yahudi, Nasrani, Musyrik, Munafik, Komunisme, Liberalisme, Kapitalisme, ajaran nenek moyang dll). Lihat QS. Al Bayyinah ayat 1, Al Baqarah ayat 256-257.

Kadar kafir setiap orang berbeda-beda. Ada yang kafir total ada yang setengah iman setengah kafir, keduanya tetap disebut kafir. Orang yang mengaku mukmin tapi berperilaku munafik juga disebut kafir. (QS. An Nisa: 46, Al Baqarah: 93).

Takwa
Secara spesifik pengertian takwa tidak dirinci dalam Al Quran dan hadis, berdasarkan pemahaman beberapa ayat yang relevan, takwa diartikan orang yang sudah kompeten melaksanakan iman bil haq. Pelakunya secara plural disebut muttaqin.

Untuk menjadi orang yang bertaqwa harus melalui proses; mukmin – muslim – muttaqin (QS. Al Baqarah: 183). Ciri-ciri muttaqin sangat banyak disebutkan Al Quran (Al Baqarah: 3-4, 177, 183, 212. Ali Imran: 115, 133, 134, 186. Al An’am: 32, 69. Al A’raf: 26, 201. Thaha: 132. Al Ahzab: 32).

Kesimpulan
Untuk menjadi mukmin, muslim dan muttaqin kunci utamanya adalah berilmu dengan ajaran Allah (Al Quran dan hadis). Sangat disayangkan masih banyak umat Islam yang baca Al Quran hanya untuk mencari pahala, ingin khatam, dilombakan, dihafalkan dll. Jika hal-hal itu penting maka yang sangat super penting lagi adalah mempelajari dan memahami Al Quran.


Share
Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.

LATEST ARTICLES

Posting Komentar