Dalil pembuktian eksistensi Tuhan

Eksistensi - Realitas 'ADA' - Kajian Filsafat & Teologi
Sumber gambar: imankha.com
DALIL PEMBUKTIAN EKSISTENSI TUHAN

1.      Dalil fitrah
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,
Dalil fitrah yang mendasari eksistensi Allah merupakan dalil terkuat dari dalil-dalil lainnya, sepanjang fitrah tersebut tidak diselewengkan oleh setan. Allah Ta'ala berfirman,
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (30)
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Ar Rum: 30). 
Fitrah insani yang lurus mengakui eksistensi Allah. Tiada yang menyimpang dari fitrah yang suci ini melainkan orang yang telah mengikuti bujuk rayu setan. Pengaruh setan menyebabkan seseorang terhalang untuk mengikuti fitrahnya yang suci."
2.      Dalil Gerak
Adanya gerak di dunia ini  mengharuskan kita menerima bahwa ada penggerak Pertama atau utama ,yaitu Allah. Bukan hanya raga, pesawat,kendaraan yang Allah bisa gerakkan tetapi hati manusia juga Allah bisa membolak balikkan hati.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
3.      Dalil kausalitas
Kita  ketahui bahwa alam semesta ini tidak langsung tercipta dengan sendirinya, tentunya ada yang menciptakan termasuk manusia, hewan , tumbuhan, malaikat, nabi ,dan iblis semua di ciptakan oleh Allah Swt.

ا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ ۗ وَإِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ ۖ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ
Artinya: “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.”

4.      Dalil Akhlak

Secara fitrah manusia memiliki moral (akhlaq). Dengan adanya moral (akhlaq) inilah, ia secar naluriah mau tunduk dan menerima kebenaran agar hidupnya lurus dan urusannya berjalan teratur dan baik. Zat yang dapat menanamkan akhlaq dalam jiwa manusia adalah Allah, sumber dari segala sumber kebaikan, cinta dan keindahan. Keberadaan ‘moral’ yang mendominasi jiwa manusia merupakan bukti eksistensi Allah. (QS. 91:7-8)

5.      Dalil Mukjizat

Kadang-kadang para nabi diutus dengan disertai tanda-tanda adanya Allah secara inderawi yang disebut mukjizat. Mukjizat ini dapat disaksikan atau didengar banyak orang merupakan bukti yang jelas tentang wujud Yang Mengurus para nabi tersebut, yaitu Allah swt. Karena hal-hal itu berada di luar kemampuan manusia, Allah melakukannya sebagai pemerkuat dan penolong bagi para rasul. Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa as. Agar memukul laut dengan tongkatnya, Musa memukulkannya, lalu terbelahlah laut itu menjadi dua belas jalur yang kering, sementara air di antara jalur-jalur itu menjadi seperti gunung-gunung yang bergulung. Allah berfirman,
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.: Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (Asy Syu’araa: 63)
Contoh kedua adalah mukjizat Nabi Isa as. ketika menghidupkan orang-orang yang sudah mati; lalu mengeluarkannya dari kubur dengan ijin Allah. Allah swt berfirman:
“…dan aku menghidupkan orang mati dengan seijin Allah” (Ali Imran: 49)
“•dan (ingatlah) ketika kamu mengeluarkan orang mati dari kuburnya (menjadi hidup) dengan ijin-Ku.” (Al Maidah 110)

6.      Dalil keteraturan

Alam semesta dengan seluruh isinya, termasuk matahari, bumi, bulan dan bintang-bintang bergerak dengan sangat teratur. Keteraturan ini mustahil berjalan dengan sendirinya, tanpa ada yang mengatur. Siapakah yang mempu mengatur alam semesta ini selain dari Tuhan?

7.      Dalil imkan

Dalil ini membicarakan posisi keberadaan (wujud). Keberadaan sesuatu (wujud) itu dapat kita bagi pada dua: 1). Sesuatu yang selalu ada dan tidak pernah tidak ada yang disebut dengan wajib al-wujud; 2) Sesuatu yang bisa diandaikan ada dan bisa diandaikan tidak ada yang disebut mungkin wujud (mumkin al-wujud). Karena mungkin wujud bersifat netral, yaitu menempati posisi ada dan tidak ada secara seimbang, maka, keberadaan wujud mungkin disebabkan oleh wujud lain. Dan wujud lain yang menyebabkan keberadaan wujud mungkin tersebut pasti bukanlah bersifat wujud mungkin juga, karena hal ini akan menghasilkan tasalsul (rentetan tiada akhir) yang menurut hukum akal adalah mustahil. Artinya, seandainya yang menciptakan alam yang ‘mungkin’ ini adalah sesuatu yang ‘mungkin’ juga, maka berarti Pencipta tersebut juga butuh kepada selainnya, dan begitulah seterusnya, akan terjadi saling membutuhkan jika yang menciptakan masih bersifat ‘wujud mungkin’. Karena selain wujud mungkin adalah wujud wajib, maka, mau tidak mau, kita harus menghentikan rentetan sebab tersebut pada wajib al-wujud dan pasti dialah yang menjadi penyebab keberadaan wujud mungkin tersebut. Dan wajib wujud merupakan suatu wujud yang senantiasa ada, yang keberadaan tidak membutuhkan dan tidak disebabkan oleh apa pun. Wajib wujud inilah yang disebut dengan Tuhan.

8.      Dalil pengalaman
Berbicara tentang pengalaman, takdir,  dan sebagainya tentu saja manusia tidak pernah memikirkan apa yang akan terjadi kepadanya , tetapi Allah SWT mengetahui apa saja yang akan terjadi pada hambanya.





Share
Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.

LATEST ARTICLES

Posting Komentar